Strategi Grup Astra, Triputra, Saratoga Dongkrak Mobil Bekas
- Jumat, 03 Oktober 2025

JAKARTA - Pasar mobil bekas di Indonesia tengah menjadi medan persaingan sengit bagi konglomerasi besar seperti Grup Astra, Triputra, dan Saratoga.
Lesunya pasar mobil baru membuat bisnis mobil bekas justru mendapatkan momentum untuk tumbuh, meski di sisi lain, banjir mobil listrik impor dengan harga terjangkau menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku industri.
Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, sepanjang Januari–Agustus 2025, penjualan mobil secara wholesales mencapai 500.951 unit, turun 10,6% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 560.552 unit.
Baca Juga
Penjualan ritel juga menyusut 10,7% menjadi 522.162 unit dibanding 584.847 unit pada periode yang sama 2024. Meski begitu, kehadiran mobil listrik impor belum memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan-perusahaan mobil bekas.
Grup Astra Perkuat Platform OLXmobbi
Entitas Grup Astra, PT Astra Digital Mobil (ADMO) atau OLXmobbi, membeberkan strategi untuk menggenjot penjualan di tengah kondisi pasar yang menantang. Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar, menyebutkan, depresiasi harga mobil konvensional dan hybrid relatif stabil, berkisar 10–15%, sementara mobil listrik mengalami depresiasi tinggi 35–60% per tahun. Fenomena ini menegaskan bahwa meski mobil listrik digadang-gadang sebagai masa depan otomotif, nilai jual kembali (resale value) masih menjadi tantangan utama.
Selain itu, ketersediaan pembiayaan bagi mobil listrik bekas juga terbatas, sehingga konsumen sulit mendapatkan opsi kredit. Meski begitu, OLXmobbi mencatat penjualan mobil bekas sebanyak 15.100 unit pada enam bulan pertama 2025, naik 26% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Untuk meningkatkan penetrasi, perusahaan terus memperluas jaringan dealer, saat ini berjumlah 31 outlet di 10 kota besar, termasuk Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya, Malang, Denpasar, Pekanbaru, Palembang, Balikpapan, dan Medan.
Triputra Bidik Ekspansi ASEAN
Sementara itu, PT Autopedia Sukses Lestari Tbk. (ASLC) milik Grup Triputra fokus pada strategi ekspansi regional. Presiden Direktur ASLC, Jany Candra, menekankan tantangan utama pasar mobil bekas pada 2025, yakni melemahnya daya beli, ketidakpastian ekonomi dan geopolitik, serta tekanan dari mobil listrik impor. Untuk mengantisipasi hal ini, ASLC menyesuaikan product mix dengan menawarkan mobil bekas di harga lebih terjangkau, di bawah Rp200 juta, sekaligus mengurangi produk yang berpotensi terdampak kompetisi BEV.
ASLC juga membuka peluang ekspansi ke kawasan ASEAN dan menjalin komunikasi dengan investor domestik maupun asing yang berminat mendukung pertumbuhan bisnis. Unit lelang JBA yang dimiliki ASLC mencatat penjualan lebih dari 29.000 unit hingga semester I/2025, sementara jaringan dealer Caroline.id mencatat hampir 2.000 unit terjual, naik sekitar 30% YoY, dengan 18 showroom aktif termasuk cabang baru di Cibubur dan Pasir Kaliki, Bandung.
Saratoga Tingkatkan Jaringan Dealer dan Platform Lelang
Tidak kalah agresif, Grup Saratoga melalui PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk. (MPMX) memfokuskan strategi pada penguatan jaringan dealer dan platform lelang. GM Corporate Communications & Sustainability MPMX, Natalia Lusnita, menyebutkan bahwa meskipun pasar mobil baru melemah, mobil bekas justru mengalami penguatan permintaan, dengan pergeseran konsumen dari mobil baru ke bekas.
Anak usaha MPMX, PT Balai Lelang Asta Nara Jaya (AUKSI), mencatat kenaikan penjualan mobil bekas 15,7% YoY hingga semester I/2025, terutama dari kendaraan komersial, meski margin lebih rendah 13,6% YoY.
AUKSI kini mengoperasikan tiga pool utama di Jakarta, Surabaya, dan Semarang, serta memperluas jangkauan melalui kantor cabang MPMRent di Pekanbaru dan Medan. Selain itu, platform lelang online diperbarui pada Juli 2025 untuk menjangkau lebih banyak pembeli, dengan peningkatan aktivitas pada 3.000 dealer mitra agar proses pembelian lebih efisien dan harga jual lebih optimal.
Dengan kondisi pasar mobil baru yang lesu, Grup Astra, Triputra, dan Saratoga menekankan potensi bisnis mobil bekas yang masih resilien. Strategi yang diterapkan meliputi perluasan jaringan dealer, ekspansi regional, digitalisasi platform, serta penyesuaian product mix.
Pendekatan ini diharapkan tidak hanya mempertahankan volume penjualan, tetapi juga meningkatkan kualitas layanan bagi konsumen. Persaingan sengit antar konglomerasi ini sekaligus menegaskan bahwa bisnis mobil bekas di Indonesia terus menjadi sektor strategis dengan peluang pertumbuhan yang signifikan.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Sriwijaya Capital Arsjad Rasjid Gandeng Investor Global Asia Tenggara
- Jumat, 03 Oktober 2025
Terpopuler
1.
Harga Bitcoin Tembus Seratus Dua Puluh Ribu Siap Pecahkan Rekor
- 03 Oktober 2025
2.
3.
Indonesia Masuk Lima Besar Negara Pencapaian SDGs Cepat
- 03 Oktober 2025
4.
Chandra Asri Raih Peringkat idAA- Pefindo dengan Prospek Stabil
- 03 Oktober 2025
5.
Indonesia Siap Jadi Pusat Aset Kripto Terpercaya Asia Tenggara
- 03 Oktober 2025