
JAKARTA - Banyak orang percaya bahwa pelembap atau foundation dengan kandungan SPF sudah cukup untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari sehari-hari
Apalagi di era serba praktis, produk kosmetik yang menggabungkan fungsi skincare dengan proteksi UV memang terasa lebih efisien. Namun, benarkah kosmetik ber-SPF bisa menggantikan fungsi tabir surya sepenuhnya? Para ahli dermatologi punya jawaban yang lebih hati-hati.
Menurut American Academy of Dermatology (AAD), tabir surya yang ideal sebaiknya memiliki SPF minimal 30, tahan air, dan berspektrum luas sehingga mampu menangkal sinar UVA maupun UVB. Tidak hanya saat berenang atau liburan ke pantai, sunscreen justru sebaiknya digunakan setiap hari, sepanjang tahun, tanpa terkecuali.
Baca Juga
Kini, banyak produk skincare hingga makeup yang mencantumkan SPF, bahkan hingga SPF 30. Meski terdengar praktis, sejumlah penelitian menunjukkan perlindungan dari produk kosmetik belum tentu sekuat tabir surya khusus. Sebuah studi yang dipublikasikan di PLOS One (2019), misalnya, menemukan masih minim bukti kuat bahwa kosmetik ber-SPF bisa memberi perlindungan setara sunscreen.
SPF di Kosmetik, Lebih Baik daripada Tidak Sama Sekali
“Pakai riasan atau pelembap dengan SPF jelas lebih baik daripada tidak sama sekali,” ujar Dr. Kseniya Kobets, direktur dermatologi kosmetik di Montefiore Einstein Advanced Care, New York.
Namun, ia menekankan bahwa untuk benar-benar mendapat perlindungan setara SPF 30, seseorang harus mengoleskan lapisan cukup tebal dan merata. Sayangnya, kebiasaan ini jarang dilakukan.
Hal ini disebabkan produk kosmetik biasanya digunakan dalam jumlah minimal agar tidak membuat tampilan makeup terlalu berat. “Bayangkan foundation dipakai setebal itu, tentu hasil akhirnya tidak natural,” jelas Dr. Kobets.
Jumlah Aplikasi Menjadi Kunci
Dr. Celeste Durham dari U.S. Dermatology Partners menyebutkan, takaran ideal tabir surya untuk seluruh wajah dan area tubuh yang terpapar matahari adalah sekitar dua sendok makan. Khusus wajah, jumlah minimal yang dianjurkan adalah seperempat sendok teh.
Takaran ini mungkin masih masuk akal untuk pelembap, tetapi tidak realistis untuk produk foundation atau makeup. Ketika digunakan terlalu tebal, hasil riasan akan tampak berat dan tidak nyaman.
Kondisi ini membuat perlindungan UV dari kosmetik jarang benar-benar mencapai level yang seharusnya. Itulah sebabnya, para ahli menegaskan kosmetik ber-SPF sebaiknya dipandang hanya sebagai “pelengkap”, bukan pengganti sunscreen.
Perlindungan Kosmetik Belum Tentu Menyeluruh
Ahli dermatologi Dr. Min Deng dari MedStar Health menambahkan, kecil kemungkinan seseorang bisa mendapat perlindungan UV yang cukup hanya dari riasan atau pelembap ber-SPF.
“Selain itu kita juga perlu mengoleskan ulang sunscreen tiap dua jam sekali, terutama jika banyak berkeringat atau beraktivitas outdoor,” ujarnya.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah cakupan perlindungan. Produk kosmetik dengan SPF belum tentu berspektrum luas atau tahan air, sementara sunscreen memiliki aturan lebih ketat mengenai standar SPF dan fotoproteksi.
Menurut Dr. Beer, kemampuan produk kosmetik untuk melindungi kulit bergantung pada kualitas formulasi dan seberapa banyak produk diaplikasikan. “Orang cenderung mengaplikasikan tabir surya lebih menyeluruh di seluruh wajah dan leher; namun, untuk pelembap atau makeup, mereka mungkin hanya mengaplikasikannya di area tertentu saja,” jelasnya.
Kenyamanan Vs Efektivitas
Bagi sebagian orang, rutinitas skincare yang panjang terasa merepotkan. Tidak sedikit yang akhirnya melewatkan penggunaan sunscreen karena merasa sudah cukup terlindungi dengan kosmetik ber-SPF.
Para ahli menyadari kebiasaan ini, tetapi tetap menekankan pentingnya tabir surya sebagai perlindungan utama. Dalam kondisi tertentu, penggunaan pelembap atau makeup ber-SPF memang lebih baik daripada tidak sama sekali. Namun, jika ingin perlindungan maksimal, sunscreen tetap tidak tergantikan.
Selain itu, re-application atau pengolesan ulang juga sangat penting. Meski sudah memakai produk ber-SPF, jika tidak dioleskan ulang setiap beberapa jam, efektivitas proteksi akan berkurang drastis, terutama saat beraktivitas di luar ruangan.
Kosmetik dengan SPF bisa memberi perlindungan tambahan terhadap sinar UV, tetapi tidak cukup untuk menggantikan fungsi sunscreen sepenuhnya. Faktor jumlah aplikasi, cakupan area, hingga ketahanan produk membuat efektivitas kosmetik ber-SPF masih terbatas.
Tabir surya dengan SPF minimal 30, broad-spectrum, dan tahan air tetap menjadi standar emas perlindungan kulit sehari-hari. Jadi, meskipun menggunakan foundation atau pelembap ber-SPF terasa praktis, jangan tinggalkan kebiasaan memakai sunscreen secara konsisten.
Pada akhirnya, menjaga kesehatan kulit bukan hanya soal tampil cantik, tetapi juga melindungi diri dari risiko jangka panjang akibat paparan sinar matahari.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Kosmetik Ber-SPF, Apakah Cukup Lindungi Kulit dari UV?
- 03 Oktober 2025
2.
Literasi Digital Orangtua Jadi Kunci Cegah Anak Kecanduan Gadget
- 03 Oktober 2025
3.
Resep Bumbu Mie Aceh Autentik dengan Rempah Tradisional
- 03 Oktober 2025
4.
Waspada Kekurangan Vitamin D, Anak Rentan Sakit Pernapasan
- 03 Oktober 2025
5.
10 Manfaat Ikan Salmon untuk Kulit Sehat dan Awet Muda
- 03 Oktober 2025