3 Cara Efektif Mengelola Stres untuk Jaga Mental
- Jumat, 03 Oktober 2025

JAKARTA - Stres merupakan bagian dari kehidupan yang tidak bisa dihindari.
Setiap orang pasti pernah mengalaminya, baik karena masalah pekerjaan, hubungan pribadi, maupun tekanan lain dalam keseharian. Meski wajar, stres yang dibiarkan tanpa penanganan dapat berdampak buruk terhadap kesehatan mental. Karena itu, penting untuk mengenali strategi coping atau mekanisme mengatasi stres agar tidak berlarut-larut.
Menurut dr. Rayhan Maditra, Sp.KJ, psikiater yang berpraktik di Rumah Sakit Khusus (RSK) Jiwa Dharmawangsa, ada tiga strategi utama yang dapat digunakan untuk mengelola stres. Strategi tersebut terdiri dari emotion focused coping, cognitive focused coping, dan problem focused coping. Hal ini ia sampaikan dalam acara “Need a Hand #HidupmuBerarti”.
Baca Juga
1. Emotion Focused Coping
Strategi pertama adalah emotion focused coping, yaitu cara untuk membantu mengosongkan “tangki emosional” ketika sudah terasa penuh. Emosi yang menumpuk tanpa penyaluran bisa berbahaya, bahkan memicu ledakan amarah atau stres berkepanjangan.
“Bayangin tangki emosional sudah penuh, enggak dikosongin. Lama-lama meledak, tumpah. Bayangin itu bensin, kalau ada percikan sedikit akan meledak. Seperti itu emosi kita,” jelas dr. Rayhan.
Menurutnya, ada banyak cara sederhana untuk mengosongkan tangki emosional, misalnya melalui kegiatan relaksasi, seni, musik, atau journaling (menulis diary). Aktivitas-aktivitas ini tidak selalu membutuhkan waktu khusus sehingga bisa dilakukan secara fleksibel dalam keseharian. Dengan begitu, emosi yang menekan dapat tersalurkan dengan lebih sehat.
2. Cognitive Focused Coping
Strategi kedua adalah cognitive focused coping, yang lebih menekankan pada bagaimana seseorang memandang suatu masalah. Cara ini membantu mengubah perspektif negatif menjadi sudut pandang yang lebih positif.
“Bisa kita lakukan untuk reframing masalah yang kita hadapi, ‘Apa benar begitu? Apa ada cara lain untuk kita membantu diri kita? Apakah benar ternyata isunya seintens itu, atau justru itu saya sendiri yang membuat isunya begitu berat?’” ujar dr. Rayhan.
Dengan mengubah cara pandang, seseorang dapat menilai kembali seberapa besar masalah tersebut. Tidak jarang, persoalan yang awalnya terasa berat ternyata tidak seburuk yang dibayangkan. Melalui reframing ini, tekanan emosional dapat mereda secara perlahan sehingga seseorang tidak lagi merasa terbebani berlebihan.
3. Problem Focused Coping
Strategi terakhir adalah problem focused coping, yang sifatnya lebih praktis dan langsung berhubungan dengan pencarian solusi nyata. Cara ini biasanya dilakukan dengan menetapkan batasan yang sehat dalam kehidupan sehari-hari, termasuk menjauhkan diri dari orang-orang yang berdampak negatif bagi kesehatan mental.
“Problem focused coping adalah strategi yang praktis dan langsung kita bisa terapkan untuk mencari solusi terhadap masalah,” ungkap dr. Rayhan.
Menurutnya, menjauhkan diri dari orang lain tidak selalu berarti hal buruk, justru bisa menjadi langkah tepat untuk melindungi diri. Selain itu, seseorang juga bisa menerapkan time management (manajemen waktu), realistic goal (tujuan realistis), dan action plan (rencana aksi). Dengan memiliki tujuan dan rencana yang jelas, beban mental dapat lebih mudah dikendalikan.
Tidak Ada Satu Strategi yang Selalu Efektif
Meski ketiga strategi ini bermanfaat, penting untuk disadari bahwa tidak semuanya bisa sepenuhnya menyelesaikan masalah. Setiap orang memiliki pengalaman stres yang berbeda, sehingga perlu menyesuaikan strategi coping dengan kondisi masing-masing.
Dr. Rayhan menekankan, jika situasi sudah terasa terlalu sulit untuk ditangani sendiri, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional. Dukungan dari psikiater atau psikolog bisa menjadi jalan keluar agar seseorang tidak terjebak dalam lingkaran stres berkepanjangan.
Mengapa Coping Penting untuk Kesehatan Mental?
Stres yang tidak ditangani dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan, mulai dari kesehatan fisik, performa kerja, hingga hubungan dengan orang sekitar. Dengan memahami dan menerapkan coping mechanism, seseorang tidak hanya belajar mengendalikan emosi, tetapi juga melatih diri untuk lebih tangguh menghadapi tantangan hidup.
Emotion focused coping, cognitive focused coping, dan problem focused coping pada dasarnya adalah tiga pilar penting dalam menjaga kesehatan mental. Ketiganya dapat membantu menyeimbangkan cara berpikir, meredakan emosi, serta mengarahkan langkah menuju solusi nyata.
Langkah Kecil, Dampak Besar
Menghadapi stres bukan berarti harus langsung menyelesaikan semua masalah sekaligus. Terkadang, langkah kecil seperti menulis jurnal, mengganti sudut pandang, atau membuat daftar prioritas sudah cukup membantu mengurangi tekanan. Perubahan sederhana yang konsisten bisa menjadi pondasi kuat untuk kesehatan mental yang lebih baik.
Dr. Rayhan mengingatkan, kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Oleh karena itu, upaya menjaga mental perlu dilakukan sejak dini dengan strategi coping yang sesuai.

Mazroh Atul Jannah
Energika.id adalah media online yang menyajikan berita sektor energi dan umum secara lengkap, akurat, dan tepercaya.
Rekomendasi
Berita Lainnya
Terpopuler
1.
Percepatan IKN Dorong Pertumbuhan Proyek Baru Adhi Karya
- 03 Oktober 2025
2.
Strategi Grup Astra, Triputra, Saratoga Dongkrak Mobil Bekas
- 03 Oktober 2025
3.
Jadwal Samsat Keliling Jadetabek Jumat, Tersedia di 14 Lokasi
- 03 Oktober 2025
4.
Alasan Patung Jenderal Sudirman Jakarta Dipindahkan ke Thamrin
- 03 Oktober 2025